| |||||||||||
| |||||||||||
| |||||||||||
| |||||||||||
| |||||||||||
| |||||||||||
| |||||||||||
| |||||||||||
| |||||||||||
| |||||||||||
| |||||||||||
|
Senin, 10 Mei 2010
Album The Beatles Awal Hingga Akhir
PT KA Mengimpor Krl Lagi
Makmur menjelaskan, 10 unit KRL bekas dari Jepang dengan tahun pembuatan 1980-an itu, sejak Rabu sore sudah diturunkan dari kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Kemudian 10 unit lagi dijadwalkan datang pada Mei dan sisanya 20 unit lagi pada Juni 2010 sehingga pada pertengahan tahun sudah 40 unit. "Kemampuan peron di Jabotabek rata-rata 8 unit kereta sehingga 40 unit tersebut akan jadi empat rangkaian, kereta sisanya untuk cadangan," katanya.
Tidak hanya itu, lanjutnya, pihaknya juga sedang melakukan tender pengadaan 50 unit KRL bekas hingga akhir 2010 sehingga total pengadaan menjadi 90 unit. "Selain itu, kami juga dijadwalkan dapat tambahan 8 KRL baru buatan PT Inka yang bersumber dari pengadaan Ditjen Perekeretaapian Kementerian Perhubungan," katanya.
Khusus 10 unit KRL yang tiba Rabu (21/4), Makmur mengatakan, diperkirakan baru siap operasi sekitar satu bulan lagi. "Kami harus melengkapi persyaratan kelaikan sesuai regulasi yang ada dan kemudian disertifikasi oleh regulator. Butuh waktu sekitar satu bulan untuk `make up` dan sertifikasi," katanya.
Makmur menambahkan, harga per unit KRL bekas diperkirakan sekitar Rp1 miliar. "Ini termasuk murah dan kondisinya sangat bagus," katanya. Ia juga mengatakan, tambahan KRL ini selain untuk mengganti sejumlah KRL yang sudah tidak optimal, juga untuk menambah kapasitas angkut penumpang per hari.
"Terus terang dari 386 KRL yang kami miliki di Jabotabek saat ini, hanya sekitar 340 unit yang siap operasi. Jadi, tambahan KRL bekas dari Jepang akan menggantikan peran KRL yang tidak siap untuk operasi," katanya.
Penumpang KRL Jabotabek hingga saat ini sekitar 400-450 ribu per hari dan pemerintah menargetkan hingga akhir 2014 total penumpang yang bisa diangkut mencapai tiga juta orang per hari
Gejala Aneh atau Kelebihan Pada Manusia
1. Deja vu
Deja vu adalah pengalaman tertentu akan sesuatu yang sedang berlangsung di mana anda sudah mengalaminya atau melihat situasi baru itu sebelumnya - anda merasa seolah-olah peristiwa telah terjadi atau sedang mengulanginya. Pengalaman itu biasanya disertai oleh perasaan yang kuat seperti sudah mengenal dan suatu perasaan berupa kengerian, asing, atau aneh. Pengalaman "yang sebelumnya" ini biasanya berhubungan dengan mimpi, tetapi kadang-kadang ada suatu perasaan pasti bahwa itu sudah terjadi di masa lalu.
2. Deja Vecu
Deja vecu (Dibaca deya vay-koo) adalah apa yang dialami banyak orang ketika mereka berpikir sedang mengalami deja vu. Deja vu adalah perasaan telah melihat sesuatu sebelumnya, sedangkan deja vecu adalah pengalaman setelah melihat suatu peristiwa sebelumnya, tapi hanya di dalam detil yang besar - seperti mengenali bau-bauan dan bunyi-bunyian. Hal ini juga biasanya disertai oleh suatu perasaan yang sangat kuat akan pengetahuan sesuatu yang akan datang kemudian. Pengalaman yang pernah terjadi - tidak hanya mengenal apa yang akan datang berikutnya - tetapi juga mampu mengatakan kepada orang di sekitar apa yang akan datang itu, dan biasanya itu adalah benar. Ini sangat aneh dan sensasi yang tidak bisa dijelaskan.
3. Deja Visite
Deja Visite adalah pengalaman yang hanya sedikit orang mengalaminya di mana melibatkan suatu pengetahuan gaib akan suatu tempat yang baru. Sebagai contoh, anda mungkin pernah mengetahui jalur jalan di suatu kota yang baru anda datangi atau pemandangannya meskipun tidak pernah ke sana sebelumnya, dan anda yakin mustahil mempunyai pengetahuan tentang itu. Kalau Deja Visite tentang hubungan-hubungan geografis dan ruang, selagi Deja Vecu adalah tentang kejadian-kejadian sementara waktu. Nathaniel Hawthorne menulis tentang sebuah pengalaman seperti ini di dalam bukunya "Our Old Home" di mana dia mengunjungi sebuah benteng yang sudah hancur dan mempunyai pengetahuan lengkap mengenai denah tata letaknya. Ia kemudiannya mampu melacak pengalaman itu dalam sebuah puisi karangan Alexander Pope yang dibacanya beberapa tahun kemudian. Puisi itu menggambarkan keadaan benteng itu dengan akurat persis seperti yang diketahuinya.
4. Deja Senti
Deja Senti adalah fenomena akan sesuatu yang pernah dirasakan. Hal ini eksklusif sebuah fenomena kejiwaan dan jarang menetap di dalam ingatan anda setelah itu. Di dalam kata-kata dari orang setelah mengalaminya adalah: "Apa yang menjadi perhatian adalah apa yang sudah diperhatikan sebelumnya, dan sungguh sudah dikenal, tetapi sudah dilupakan untuk sementara waktu, dan sekarang merasa puas seakan-akan hal itu telah diingat kembali. Kemampuan mengingat itu selalu dimulai dengan suara orang lain, atau oleh perkataan dari pikiranku sendiri, atau dengan apa yang kubaca dan perkataan jiwa. Aku pikir selama keadaan tidak normal aku berkata-kata secara umum beberapa kalimat sederhana seperti ‘Oh, ya. Aku mengerti’, ‘Tentu saja, aku ingat’, dan lain-lain, hanya satu atau dua menit kemudian aku dapat mengingat kembali semuanya, dengan tidak memerlukan kata-kata maupun pemikiran yang dinyatakan dengan lisan untuk menimbulkan ingatan. Aku hanya mendapatkan bahwa perasaan itu serupa dengan apa yang sudah kurasakan sebelumnya di dalam kondisi tidak normal seperti itu.”
Anda berpikir baru saja mengucapkannya, tetapi anda juga menyadari bahwa sesungguhnya tidak mengucapkan suatu kata pun.
5. Jamais Vu
Jamais vu (tidak pernah melihat) digambarkan sebagai sebuah situasi sudah pernah dikenal tapi tidak bisa mengenali. Hal itu sering dianggap sebagai kebalikan dari deja vu dan menimbulkan perasaan ngeri dan takut. Anda tidak mengenali sebuah situasi meskipun anda mengetahui secara rasional bahwa anda telah berada di dalam situasi itu sebelumnya. Secara umum dapat dijelaskan ketika seseorang beberapa saat tidak mengenali seseorang, kata, atau tempat yang sebetulnya sudah diketahuinya. Ini menjadikan orang percaya bahwa jamais vu merupakan sejenis gejala dari kelelahan otak.
6. Presque Vu
Presque vu sering diungkapkan dengan kata-kata, "serasa sudah di ujung lidah" - merupakan perasaan yang kuat bahwa anda akan mendapatkan petunjuk atau ilham akan apa yang terlupa, tapi tidak pernah datang. Istilah "presque vu" artinya "hampir melihat". Sensasi presque vudapat sangat mengacaukan perasaan dan pikiran, dan seringkali orang sudah tidur dibuatnya.
7. L’esprit de l’Escalier
L'esprit de l'escalier (lelucon di tangga rumah) adalah rasa untuk berpikir suatu komentar balasan yang cerdas ketika hal itu sudah terlambat untuk disampaikan. Ungkapan itu dapat digunakan untuk menguraikan tentang komentar balasan yang cepat terhadap penghinaan, atau setiap komentar pintar dan jenaka, walaupun kedatangannya sudah terlambat dan tidak berguna lagi diumpamakan kita berpikir ketika sudah berada di atas tangga meninggalkan suatu kejadian. Sebuah kata dari bahasa Jerman “treppenwitz” digunakan untuk maksud yang sama. Ungkapan yang terdekat di dalam bahasa Inggris untuk menguraikan situasi ini adalah "being wise after the event” atau menjadi bijaksana setelah kejadian. Peristiwa itu biasanya disertai oleh perasaan penyesalan karena tidak terpikirkan sebelumnya untuk memberikan komentar balasan yang cepat di saat diperlukan. Tapi mungkin lebih bijaksana kalau kita berpikir bahwa balasan itu mungkin bisa merunyamkan hubungan. Tuhan menyintai orang yang sabar dan menahan diri.
8. Capgras Delusion
Capgras delusion adalah fenomena di mana seseorang percaya bahwa sahabat karib atau keluarganya sudah berganti identitas seperti seorang penipu. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan kuno bahwa bayi-bayi telah dicuri dan digantikan oleh peri penculik anak dalam dongeng-dongeng di abad pertengahan, seperti juga khayalan modern mengenai makhluk asing atau alien yang mengambil alih tubuh dari orang-orang di bumi untuk dijadikan sekutu mereka. Khayalan ini ditemukan paling umum pada pasien berpenyakit jiwa, tetapi tidak menutup kemungkinan itu juga sudah mengacaukan pikiran anda.
9. Fregoli Delusion
Fregoli Delusion adalah fenomena otak yang jarang terjadi, di mana seseorang mempercayai bahwa orang-orang yang berbeda, sesungguhnya adalah orang yang sama yang sedang menyamar. Hal itu sering dihubungkan dengan paranoid dan kepercayaan bahwa orang yang menyamar itu sedang berusaha untuk menganiaya dirinya. Kondisi itu diberi nama seperti aktor Italia, Leopoldo Fregoli yang terkenal dengan kemampuannya untuk merubah diri secara cepat selama penampilannya aktingnya. Laporan pertama di 1927 dalam sebuah studi kasus pada seorang wanita berusia 27 tahun yang percaya dia sedang dianiaya oleh dua yang aktor yang sering dilihatnya di sebuah teater. Dia percaya kalau orang-orang ini "mengejarnya terus-menerus dengan berubah wujud seperti orang-orang yang dikenalnya”.
10. Prosopagnosia
Prosopagnosia adalah fenomena di mana seseorang tidak mampu mengenali wajah-wajah orang atau obyek yang seharusnya sudah dikenal. Orang-orang yang mengalami kekacauan ini biasanya mampu menggunakan perasaan lainnya untuk mengenali orang-orang, seperti bau parfum seseorang, bentuk atau gaya rambut, suara, atau bahkan gaya berjalan mereka. Suatu kasus yang klasik dari kekacauan ini dimuat dalam sebuah buku yang terbit tahun 1998 dan pernah ditampilkan dalam bentuk opera Michael Nyman berjudul "The man who mistook his wife for a hat” atau orang yang keliru akan istrinya karena topinya.
sumber : http://listverse.com/science/top-10-strange-phenomena-of-the-mind/
Antara Korupsi dan Softskill
Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok). Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus|politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.[1]
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
perbuatan melawan hukum;
penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;
Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, di antaranya:
memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);
penggelapan dalam jabatan;
pemerasan dalam jabatan;
ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);
menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah|pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kriminalitas|kejahatan.
Sedangkan Softskill merupakan Ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (INTERPERSONAL SKILLS) dan ketrampilan dalam mengatur dirinya sendiri (INTRA-PERSONAL SKILLS) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal. Soft skill pun memiliki perbedaan dengan hard skill, bila diilustrasikan, Setiap profesi dituntut mempunyai hardskill yang khusus, tetapi softskills bisa merupakan kemampuan yang harus dimiliki di setiap profesi. Misalnya, seorang dokter harus memiliki hard skill dokter. Ahli mesin harus memiliki skill engineering. Namun, dokter maupun ahli mesin harus memiliki soft skill yang baik, dikarenakan softskill berhubungan dengan orang lain dan kemampuan untuk mengatur diri sendiri.
Beberapa skill yang ada pada soft skill antara lain :
• Kejujuran
• Tanggung jawab
• Berlaku adil
• Kemampuan bekerja sama
• Kemampuan beradaptasi
• Kemampuan berkomunikasi
• Toleran
• Hormat terhadap sesama
• Kemampuan mengambil keputusan
• Kemampuan memecahkan masalah, ds
dari penjelasan tersebut sangat jelas korupsi sangat bertentangan dengan softskill, karena para koruptor tidak bisa menjaga kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan, sehingga seharusnya para koruptor malu karena melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan, karena koruptor - koruptor sebenarnya merupakan orang - orang pintar, karena jika tidak pintar mana mungkin bisa menjadi pejabat,
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi#Kondisi_yang_mendukung_munculnya_korupsi