Rabu, 30 Desember 2009

JIMI HENDRIX( THE LEGEND OF GUITARIST)

Karena sebelumnya saya sudah janji mau ngasih info tentang Jimi Hendrix, sekarang saya tulis sejarah dan biografinya juga.

Nama asli dari jimi hendrix yaitu James Marshall Hendrix, lahir di Seattle, Washington,pada tanggal 27 November 1942.

Jimi Hendrix itu merupakan musisi, penyanyi, penulis lagu, gitaris dan tokoh budaya Amerika. Pria kelahiran Seattle, Washington, 27 November 1942 itu disebut sebagai pemain gitar paling berpengaruh dalam sejarah musik rock di dunia.

Album-album di massa hidupnya diantaranya, Are You Experienced (1967), Axis: Bold as Love (1967), Electric Ladyland (1968), Smash Hits (1969) dan Band of Gypsys (1970). Lagu-lagu tersebut telah membawa nama Jimi, menjadi legenda dunia, ditambah lagi lagu-lagu musisi besar yang dededikasikan untuknya.

Jimi meninggal pada 18 September 1970, di hotel Samarkand Hotel di 22 Lansdowne Crescent di London, setelah semalam bersama pacarnya Monika Dannemann. Diduga overdozis obat-obatan, meski secara resmi hal itu tidak dipublikasikan secara jelas. Namun banyak berita yang mengatakan bahwa Jimi meninggal akibat bunuh diri.
Sepertinya sampai disini dulu tulisan saya, sampai bertemu di tulisan berikutnya..

BIOGRAFI YNGWIE MALMSTEEN

Sekarang saya pengen ngebahas salah satu gitaris favorit saya ni..
pasti udah banyak yang denger kan yang namanya "YNGWIE" ini? Salah satu gitaris tercepat di dunia, terus pencipta aliran musik yang disebut " neo classical rock " perpaduan musik rock sama musik klasik.
Ternyata dia ini ga ada minat sama sekali sama musik ketika semasa kecil, tapi semua berubah akibat yngwie secara tidak sengaja menonton acara televisi spesial membahas tentang kematian "Jimi Hendrik" ( gitaris no 1 di dunia, mungkin akan saya bahas pada tulisan berikutnya) yang memang pada hari itu bertepatan dengan hari kematian Jimi Hendrik, dalam acara itu Yngwie melihat Jimi hendrik yang sedang beratraksi di atas panggung dengan membakar sebuah gitarnya,
dan pada hari itu lah Yngwie mulai menyentuh gitar dan mulai menyukainya.

Pria kelahiran 30 Juni 1963 di Stockholm, swedia memulai karirnya dengan merekam album bersama Steeler, namun tak lama kemudian dia membentuk band bernama Alcatraz.
Tak lama kemudian Yngwie akhirnya memutuskan untuk keluar band tersebut, karena di band tersebut dia tidak dapat bebas berekspresi, sehingga memutuskan untuk solo.
Album pertama Yngwie yang berjudul Rising Force langsung menduduki tangga lagu teratas pada saat itu.


Saya sendiri mulai menyukai musik- musik dari yngwie sewaktu sma kelas 1, kebetulan saya mempunyai seorang yang mengajarkan saya gitar, dan dia menyuruh saya untuk mendengarkan lagu - lagu dari yngwie,
setelah saya mendengar untuk pertama kali, saya sangat kagum sekali dengan musik tersebut, yang masih saya ingat sampai sekarang dan album pertama yang saya punya berjudul Eclipse, lagu dari album tersebut yang paling saya suka berjudul "save our love".
Sampai sekarang saya masih mengoleksi lagu- lagunya.

Sepertinya sampai disini yang saya bisa kasih ke semuanya,,maaf kalo bahasa n semuanya kurang berkenan.

tunggu tulisan- tulisan dari saya berikutnya..

Selasa, 29 Desember 2009

Kebersamaan

Ingatkah kawan..

Saat kita masih tertawa bersama

Melepaskan keluh kesah di hati

Dengan irama dawai gitar

Berjalan bersama..

Menikmati kebersamaan tiada tara

Melepaskan kepenatan yang datang

Yang tak pernah lepas

Hei Kawanku..

Jangan pernah kau lupakan kebersamaan ini

Hingga akhir hidup ini

Hei kawanku..

Jika kita tua nanti

Kita pasti mengingat kebersamaan ini

HAREM SCAREM (BAND LAWAS DENGAN LAGU INDAH)

Mungkin buat smuanya banyak yang belum tw ni Harem scarem band apa,,

jadi disini saya pengen berbagi info aja,,Harem scarem masuk salah satu band favorit saya, biar jadul yang penting masih enak didenger buat kuping,,

Jadi gini,Harem scarem diambil dari nama tokoh kartun jama dulu, kalo ga salah dari awal pertamanya muncul kartun bugs bunny, namanya Hare Scare-um um.

Harem Scarem dibentuk di Toronto,Kanada. sekitar taun 80-an.Kemudian mulai berada d puncak popularitasnya sekitar tahun 1990-an. Lagu- lagu yang sempet terkenal ampe sekarang, Honestly, slowly sleeping away, Higher, dan masih banyak lagi pokonya.

DAFTAR PUSTAKA DAN KUTIPAN

DAFTAR PUSTAKA DAN KUTIPAN
I. Daftar Pustaka
1. Pengertian Daftar Pustaka
Menurut Gorys Keraf (1997 :213) yang dimaksud dengan Daftar Pustaka atau Bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku. artikel-artikel. dan bahan-bahan penerbitan lainnya. yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam. Daftar Pustaka mungkin tidak penting artinya, tetapi bagi seorang sarjana seorang calon sarjana. atau scorang cendekiawan. daftar kepustakaan itu merupakan suatu hat yang sangat penting.
Melalui daftar kepustakaan yang disertakan pada akhir tulisan itu. para sarjana atau cendekiawan dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai pertalian dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula horison pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.
Dalam bab mengenai pengumpulan dan pengolahan data sudah diuraikan pula bagaimana caranya mcmpergunakan kcpustakaan. Serta bagaimana caranya mengumpulkan data-data yang diperlukan melalui kartu-kartu tik. Dalam hubungan ini. cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan data- data itu (yaitu mempergunakan kartu tik yang berukuran 10 cmX12.5 cm) dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data-data dalam menyusun ketengkapan suatu karya ilmiah .
2. Fungsi Daftar Pustaka
Fungsi sebuah Daftar Pustaka hendaknya secara tegas dibedakan dari fungsi sebuah catatan kaki. Referensi pada catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Sebab itu referensi itu harus menunjuk dengan tepat tempat. dimana pembaca dapat menemukan pernyataan atau ucapan itu. Dalam hal ini selain pengarang, judul buku dan sebagainya. harus dicantumkan pu/a nomor halaman di mana pernyataan atau ucapan itu bisa dibaca. Sebaliknya sebuah Daftar Pustaka memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan. Karena itu fungsi catatan kaki dan Daftar Pustaka seluruhnya tumpang-tindih satu sama lain.
Di pihak lain Daftar Pustaka dapat pula dilihat dan segi lain. yaitu ía berfungsi sebagai pelengkap dan sebuah catatan kaki. Mengapa Daftar Pustaka itu dapat pula dilihat sebagai pelengkap? Karena bila seorang pembaca ingin mengetahui lebih lanjut tentang referensi yang terdapat pada catatan kaki. maka ia dapat mencarinya dalam Daftar Pustaka. Dalam Daftar Pustaka dapat mengetahui keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku atau majalah itu.
3. Unsur-unsur Daftar Pustaka
Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan bibiografi itu, tiap penulis harus tahui pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah Daftar Pustaka adalah:
(1) Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
(2) Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
(3) Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
(4) Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid. nomor dan tahun.
Ada penulis yang memberikan suatu daftar Daftar Pustaka yang panjang bagi karya yang ditulisnya. Namun untuk penulisan karya-karya pada taraf permulaan cukup kalau diusahakan suatu daftar kepustakaan darii buku-buku yang dianggap penting, dan sungguh-sungguh diambil Sebagai pertimbangan atau dijadikan dasar orientasi dalam penyusunan bahan-bahan karya tulis itu.
Bila daftar Daftar Pustakanya cukup panjang, biasanya dibuat daftar ber-dasarkan klasifikasinya. Ada yang membedakan daftar yang hanya memuat buku, artikel majalah, artikel ensiklopedi, harian, dsb. Ada pula yang membuat daftar berdasarkan kaitannya dengan tema yang digarap: buku-buku atau referensi dasar, Daftar Pustaka khusus dan Daftar Pustaka pelengkap.
Persoalan lain yang perlu ditetapkan juga dalam hubungan dengan Daftar Pustaka adalah di mana harus ditempatkan daftar kepustakaan itu? Bila karangan tidak terlalu panjang, misalnya skripsi, maka cukup dibuat sebuah daftar Daftar Pustaka pada akhir karangan itu. Tetapi kalau bukunya sangat tebal , serta tiap bab cukup banyak bahan-bahan referensinya, maka dapat diusahakan sebuah Daftar Pustaka untuk tiap bab. Dalam hal terakhir ini ada kemungkinan bahwa sebuah karya dapat disebut berulang kali dalam bab-bab berikutnya.
4. Bentuk Daftar Pustaka
Cara penyusunan Daftar Pustaka tidak seragam bagi semua bahan referensi, tergantung dari sifat bahan referensi itu. Cara menyusun Daftar Pustaka untuk buku agak berlainan dan majalah, dan majalah agak berlainan dari harian, serta semuanya berbeda pula dengan cara menyusun Daftar Pustaka yang terdiri dan manuskrip-manuskrip yang belum diterbitkan, seperti tesis dan disertasi. Walaupun terdapat perbedaan antara jenis-jenis kepustakaan itu, namun ada tiga hal yang penting yang selalu harus dicantumkan yaitu: pengarang, judul, dan data-data publikasi.
Daftar Pustaka disusun menurut urutan alfabetis dan nama pengarangnya. Untuk maksud tersebut nama-nama pengarang harus dibalikkan susunannya: nama keluarga, nama kecil, lalu gelar-gelar kalau ada. Jarak antara baris dengan baris adalab spasi rapat. Jarak antara pokok dengan pokok adalah spasi ganda. Tiap pokok disusun sejajar secara vertikal. dimulai dan pinggir margin kiri. sedangkan baris kedua,. Ketiga, dan seterusnya dan tiap pokok dimasukkan ke dalam tiga ketikan (bagi karya yang mempergunakan lima ketikan ke dalam untuk alinea baru) atau empat ketikan (bagi karya yang mempergunakan 7 ketikan ke dalam untuk alinca haru). Bita ada dua karya atau lebih ditulis oleh pengarang yang sama. maka pengulangan namanya dapat ditiadakan dengan menggantikan-nya dengan sebuah garis panjang. sepanjang lima atau tujuh ketikan, yang disusul dengan sebuah titik. Ada juga yang menghendaki panjangnya garis sesuai nama pengarang. Namun hal terakhir ini akan mengganggu dari segi estetis, karena nantinya ada garis yang pendek ada pula garis yang panjang sekali. terutama kalau nama pengarang itu panjang. atau karena ada dua tiga nama pengarang.
Karena cara-cara untuk tiap jenis kepustakaan agak berlainan. Maka perhatikanlah ketentuan-ketentuan bagaimana menyusun urutan pengarang, judul dan data publikasi dan tiap jenis kepustakaan tersebut.
a. Dengan seorang pengarang
Hockett. Charles F. A Course in Modern Linguistics. New York: The Mac Millan Company. 1963.
(1). Nama keluarga (Hockett ). lebih dahulu. baru nama kecil atau inisial (Charles F.). kemudian gelar-gelar. Hal ini untuk memnudahkan penyusunan secara alfabetis
(2). Jiku buku itu disusun olch sebuah komisi atau lembaga. maka nama komisi atau lembaga itu dipakai menggantikan nama pengarang.
(3) Jika tidak ada nama pengarang. maka urutannya harus dimulai dengan judul buku. Bagi judul buku dalam bahasa Indonesia. cukup kita memperhatikan huruf pertama dari buku tersebut. nama keluarga..Untuk buku yang ditulis dalam bahasa. lnggris. Jcrman atau Pcrancis dan bahasa-bahasa Barat yang lain. maka kata sandang yang dipakai tidak turut diperhitungkan: A, An, He, Das, Die, Le, La, dsb. Jadi kata berikutnyalah yang harus diperhitungkan untuk pcnyusunan Daftar Pustaka tersebut. Hal ini berlaku pula untuk artikel yang tidak ada nama pengarangnya.
(4) Judul buku harus digaris-bawahi (kalau dicetak ditempatkan dalam huruf miring).
(5) Urutan data publikasi adalah: tempat publikasi penerbit dan penunggalan. Jika ada banyak tempat publikasi maka cukup mencantumkan tempat yang pertama. Jika tidak ada penanggalan. maka pergunakan saja tahun copyright terakhir yang biasanya ditempatkan di balik halaman judul buku.
(6) Pencantuman banyaknya halaman tidak merupakan hal yang wajib, sebab itu dapat pula ditiadakan.
(7) Perhatikan penggunaan tanda titik sesudah tiap keterangan: sesudah nama pengarang. sesudah judul buku, sesudah data publikasi dan kalau ada sesudah jumlah halaman.
(8) Perhatikan pula penggunaan titik dua sesudah tempat terbit. serta tanda koma sesudah nama penerbit.
b. Buku dengun dua atau tiga pengarang
Oliver. Robert T.. and Rupert L. Cortright. New Training for Effective Speech. New York: Henry Holt and Company, Inc.,1958
(1) Nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalikkan; dalam hal-hal lain ketentuannya sama seperti nomor a.
(2) Urutan nama pengarang harus sesuai dengan apa yang tercantum pada halaman judul buku, tidak boleh diadakan perubahan urutannya.
c. Buku dengan banyak pengarang
Morris, Alton C. et. al. College English, the First Year. New York : Harcourt, Brace & World. Inc., 1964
Untuk menggantikan nama-nama pengarang lainnya cukup di-pergunakan singkatan eta!. singkatan dan kata Latin et alii yang berarti dan lain-lain. Dalam hal ini dapat dipergunakan singkatan et. al. atau dkk (dan kawan-kawan).
d. Kalau edisi ber:kutnya mengalami perubahan
Gleason, H. A. An Introduction to Descriptive Linguistics. Rev. ed.New York: Holt. Rinehart and Winston. 1961.
(1) Jika buku itu mengalami perubahan dalam edisi-edisi benikutnya, maka biasanya ditambahkan keterangan rev. ed. (revised edition = edisi yang diperbaiki) di belakang judul tersebut. Di samping itu ada juga yang tidak menyebut edisi yang dipcrbaiki. asal jelas menyebut cetakan ke-berapa: cetakan ke-2. cetakan ke7. dsb. Keterangan mengenai cetakan ini juga dipisahkan oleh sebuah titik. -
(2) Penanggalan yang harus dicantumkan adalah tahun cetakan dari buku yang dipakai.
e. Buku yang terdiri dan dua jilid atau lebih
Intensive Course in English. 5 vols. Washington: English Language Service. inc.. 1964.
(1) Angka jilidnya ditempatkan sesudah judul. serta dipisahkan oleh sebuah tanda titik, dan selalu disingkat.
(2) Untuk penerbitan Indonesia bisa dipergunakan singkatan Jil. atau Jld.
f. Sebuah edisi dan karya seorang pengarang atau !ebih
Ali.Lukman. ed. Bahasa dan Kesusastraan Indonesia sebagai Tjemin Manusia Indonesia Baru. Djakarta: Gunung Agung. 1967
(1) Jika editornya lebih dan seorang, maka caranya sama seperti pada nomor b dan c.
(2) Ada juga kebiasaan lain yang menempatkan singkatan editor dalam tanda kurung (ed).
g. Sebuah Kumpulan Bunga Rampai atau Antologi
Jassin, H. B. ed. Gema Tanah Air, Prosa dan Puisi. 2 JId. Jakarta: Balai Pustaka 1969.
h. Sebuah Buku Terjemahan
Multatuli. Max Have/aar, atau Ladang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H.B. Jassin, Jakarta: Djambatan, 1972.
(1) Nama pengarang asli yang diurutkan dalam urutan alfabetis.
(2) Keterangan tentang penterjemah ditempatkan sesudah judul buku, dipisahkan dengan sebuah tanda koma.
i. Artike! dalam sebuah Himpunan
Riesman, David. "Character and Society," Toward Liberal Education. eds. Louis G. Locke, William M. Gibson. and George Arms. New York: Holt. Rinehart and Winston. 1962.
(1) Perhatikan: baik judul artikel maupun judul buku harus dimàsukkan; begitu pula penulis dan editorya harus dicantumkan juga.
(2) Judul artikel selalu ditulis dalam tanda kutip, sedangkan judul buku diganis-bawahi atau dicetak miring.
(3) Perhatikan pula tanda koma yang ditempatkan antara judul artikel dan judul buku, harus ditempatkan dalam tanda kutip kedua, tidak boleh sesudah tanda kutip.
(4) Jadi ketiga bagian dan kepustakaan ini tetapi dipisahkan dengan titik, yaitu pertama: nama pengarang penulis artikel, kedua judul artikel judul buku dan editor, ketiga tempat terbit — penerbit tahun terbit.
j. Artike! dalam Ensik/opedi
Wright, J.T. "Language Varieties: Language and Dialect," Encyclopaedia of Linguistics, information and Control, hal. 243 - 251.
Wright, JT. "Language Varieties: Language and Dialect," Encyclopaedia of Linguistics, information and Control (Oxford: Pergamon Press Ltd., 1969), hal. 243 - 251.
(1) Bila ada artikel yang jelas pengarangnya, maka nama pengarang itulah yang dicantumkan. Bila tidak ada nama pengarang. maka judul artikel yang harus dimasukkan dalam urutan alfabetisnya.
(2) Untuk penanggalan dapat dipergunakan nomor edisinya, dapat pula tahun penerbitnya
(3) Perhatikan pula bahwa antar judul ensiklopedi dan keterangan tentang edisi atau tahun terbit, jilid dan halaman harus ditempatkan tanda koma sebagai pemisah.
(4) Contoh yang kedua sebenarnya sama dengan contoh yang pertama, hanya terdapat perbedaan berupa pemasukan tempat terbit dan penerbit. Bila tempat terbit dan penerbit dimasukkan, maka : tempat terbit, penerbit dan tahun terbit dimasukkan dalam kurung. Hal ini biasanya berlaku bagi ensiklopedi yang tidak terlalu umum dikenal.
5. Macam-macam Daftar Pustaka
a. Buku-buku dasar : buku yang dipergunakan sebagai bahan orientasi umum mengenai pokok yang digarap itu.
b. Buku-buku khusus : yaitu buku-buku yang dipakai oleh penulis untuk mencari bahan-bahan yang langsung bertalian dengan pokok persoalan yang digarap.
c. Buku-buku pelengkap : buku-buku yang topiknya lain dari topik yang digarap penulis.
6. Penyusunan Daftar Pustaka
Untuk menyusun sebuah daftar yang final perlu diperhatikan terlebih dahulu hal-hal berikut :
a. Nama pengarang diurutkan menurut alfabet, Nama yang dipakai dalam urutan itu adalah nama keluarga.
b. Bila tidak ada pengarang, maka judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet.
c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi, maka untuk referensi yang kedua dan seterusnya , nama pengarang tidak perlu diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketukan.
d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi. Tetapi jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. (Gorys Keraf, 1997 : 222).
Catatan Kaki (Footnote)
Pernyataan ilmiah yang kita gunakan dalam tulisan kita harus mencakup beberapa hal. Pertama kita harus mengidentifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut. Kedua, kita harus pula dapat mengidentifikasikan media komunikasi ilmiah tempat pernyataan itu dimuat atau disampaikan. Ketiga, harus pula dapat mengidentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut serta tempat dan itu tidak diterbitkan, tetapi disampaikan dalam bentuk seminar, maka harus disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut.
Sumber yang lengkap tercantum di dalam daftar kepustakaan. Untuk skripsi/teks sumber dinyatakan dalam bentuk catatan kaki.
1. Fungsi Catatan Kaki
Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai penghargaan terhadap karya orang lain.
2. Pemakaian
Catatan kaki dipergunakan sebagai :
a) pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam reks atau sebagai petunjuk sumber;
b) tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;
c) referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan;
d) tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.
3. Penomoran
Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggurakan angka Arab (1, 2 dan seterusnya) di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit tanpa memberikan tanda baca apapun. Nomor itu dapat berurut untuk setiap halaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.
4. Penempatan
Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi keterangan ( catatan kaki langsung) dan diteruskan dengan teks.
Contoh
Peranan. dan tugas kaum pria berbeda dengan dan peranan tugas kaum wanita. Sehubungan dengan, hal itu, Margaret Mead (1935) berdasarkan penelitiannya di beberapa masyarakat di Papua Nuguini, menyatakan bahwa perbedaan itu tidak semata-mata berdasarkan perbedaan jenis kelamin saja, melainkan berhubungan erat dengan kondisi sosial-budaya lingkungannya. 1
Margaret Mead, Sex and Temperament in Three Primitive Societies (New York : The American Library, 1950), pp.
Karena kondisi sosial budaya, mungkin berubah dan berkembang, maka peranan dan tugas itu juga mungkin berubah bertukar atau bergeser.
Antara catatan kaki dengan teks dipisahkan dengan garis sepanjang baris.
Cara yang lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian bawah (kaki) halaman atau pada akhir setiap bab.
5. Unsur-unsur Catatan Kaki
A. Untuk Buku
1) Nama pengarang (editor, penterjemah), ditulis dalam urutan biasa, diikuti koma (.).
2) Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas), digarisbawahi.
3) Nama atau nomor seri, kalau ada.
4) Data publikasi :
(a) Jumlah jilid, kalau ada
(b) Kota penerbitan, diikuti titik dua ditulis
(c) Nama penerbit, diikuti koma di antara.
(e) Tahun penerbitan. tanda kurung
5) Nomor jilid kalau perlu.
6) Nomor halaman diikuti titik (.)
B. Untuk Artikel dalm Majalah/Berkala
1) Nama pengarang.
2) Judul artikel, di antara tanda kutip ("...").
3) Nama majalah, digarisbawahi.
4) Nomor majalah jika ada.
5) Tanggal penerbitan.
6) Nomor halaman.
6. Catatan Kaki Singkat
(A) Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di atas), untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu nomor halaman.
(B) op.cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya : nama pengarang, op.cit nomor halaman.
(C) loc.cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip), seperti di atas tetapi dari halaman yang sama : nama pengarang loc.cit (tanpa nomor halaman).
7. Contoh-contoh (Perhatikan Spasinya)
a) Dari Buku
2John Dewey, How We Think (Chicago: Henry Regnery Company, 1974), p. 75.
3BP3K, Strategi Pengembangan Kekuaran Penalaran (Jakarta : Departemen P dan K, 1979), pp. 81 - 95.
4Ibid., p. 15.
5John Dewey, op.cit., p. 18.
6John Dewy, loc.cit.
7Boyd R. Mc Candless and Richard H. Coop, Adolescents : Behavior and Development (New York: Holt, Rinehart and Winston, 1979). p. 99.
8J.E. Wert, C. D. Neidt, and J. S. Ahmann, Statistical Method in Educational and Psychological Research (New York: Appleton CenturyCrofts, Inc., 1954), p. 20U
9C., H. Johnston et.al., The Modern. High School (New York : Charles Scribner's Sons, 1914), p. 17.
1OSutan Takdir Alisyahbana (edit.), The Modernization of Languages in Asia (Kuala Lumpur: The Malaysian Society of Asian Studies, 1967), P. IX.
b) Dari Majalah
11Linus Simanjuntak, "Andaikan Kolam itu Bumi Kita", Suara Alam no 9 (1980), pp. 17 - 18.
c) Dari Surat Kabar
12Tajuk Rencana daIam Kompas (Jakarta) , 7 Mei 1981.
13Artikel dalam Sinar Harapan (Jakarta). 29 April 1981.
d) Dari Ensiklopedia,
14John E. Bardach, "Fish," Encyclopedia Americana (New York: Americana Corporation, 1973), 11, pp. 289 309.
Perlu diketahui bahwa banyak cara yang teiah diterapkan sehubungan dengan pemakaian dan penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar kepustakaan. Apa yang baru saja anda pelajaari adalah salah satu di antaranya. Dalam pelaksanaannya, setiap perguruan tinggi menetapkan aturan tertentu mengenai hal itu. Meskipun aturan itu mungkin berbeda-beda, namun semua bersepakat untuk menghargai penemuan atau karya orang lain.

II. Kutipan
Kutipan adalah pengambilanalihan satuklimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argument dalam tulisan itu sendiri.
Kutipan sering kita pakai dalam penulisan karya ilmiah.Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak/belum menjadi pengetahuan umum,hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-pendapat seseorang yang tidak/belum menjadi pendapat umum.jadi,pendapat pribadi tidk perlu dimasukkan sebagai kutipan.
Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya.Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepadaorang yang pendapatnya dikutip,dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.Cara penyebutan kutioan ada 2 cara,yaitu system catatan kaki dan sistem catatan langsung ( catatan perut ).Kita harus memilih salah satu dan harus konsisten.
Kutipan Langsung dan Tak Langsung
Pengutipan pendapat dari penulis lain dapat dilakukan dengan tiga bentuk di atas. Dalam praktiknya pada makalah atau karya tulis kutipan bisa dilakukan dengan 2 cara, yakni kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengutip:
1. Penulisan nama pengarang menggunakan nama akhir disertai tahun.
2. Jika pengarangnya dua orang, ditulis nama akhir kedua pengarang tersebut.
3. Jika pengarangnya lebih dari 2 orang, tuliskan nama akhir pengarang pertama diikuti dkk.
4. Jika nama pengarangnya tidak ada, yang dicantumkan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan atau nama koran.
5. Untuk karya terjemahan, nama pengarang yang dituliskan adalah nama pengarang asli.
6. Mengutip dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh pengarang berbeda, dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma sebagai tanda pemisahnya.
Kutipan Langsung:
1. Kutipan yang kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip ("…..") sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, diikuti nama pengarang, tahun, dan nomor halaman. Tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal.
Contoh:
Soebroto (1990: 123) menyimpulkan "ada hubungan ‘yang erat’ antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar".
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah "ada hubungan ‘yang erat’ antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar" (Soebroto 1990: 123).
2. Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanda tanda kutip dan terpisah dari teks yang mendahului, dimulai pada ketukan keenam dari garis tepi sebelah kiri, dan diketik dengan spasi tunggal.
3. Apabila dalam mengetik kutipan langsung ada kata-kata yang dibuang, maka diganti dengan tiga titik. Kalau ada kalimat yang dibuang, diganti dengan empat titik.
Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung dilakukan apabila menggunakan bahasa sendiri dalam mengutip pendapat seseorang. Penulisannya terpadu dalam teks dan tidak perlu tanda kutip.
Misalnya:
Salimin (1990: 13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat.
Mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat (Salimin 1990: 13)

TUGAS BAHASA INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA DAN KUTIPAN

DAFTAR PUSTAKA DAN KUTIPAN

I. Daftar Pustaka

1. Pengertian Daftar Pustaka
Menurut Gorys Keraf (1997 :213) yang dimaksud dengan Daftar Pustaka atau Bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku. artikel-artikel. dan bahan-bahan penerbitan lainnya. yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam. Daftar Pustaka mungkin tidak penting artinya, tetapi bagi seorang sarjana seorang calon sarjana. atau scorang cendekiawan. daftar kepustakaan itu merupakan suatu hat yang sangat penting.
Melalui daftar kepustakaan yang disertakan pada akhir tulisan itu. para sarjana atau cendekiawan dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai pertalian dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula horison pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.
Dalam bab mengenai pengumpulan dan pengolahan data sudah diuraikan pula bagaimana caranya mcmpergunakan kcpustakaan. Serta bagaimana caranya mengumpulkan data-data yang diperlukan melalui kartu-kartu tik. Dalam hubungan ini. cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan data- data itu (yaitu mempergunakan kartu tik yang berukuran 10 cmX12.5 cm) dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data-data dalam menyusun ketengkapan suatu karya ilmiah .

2. Fungsi Daftar Pustaka
Fungsi sebuah Daftar Pustaka hendaknya secara tegas dibedakan dari fungsi sebuah catatan kaki. Referensi pada catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Sebab itu referensi itu harus menunjuk dengan tepat tempat. dimana pembaca dapat menemukan pernyataan atau ucapan itu. Dalam hal ini selain pengarang, judul buku dan sebagainya. harus dicantumkan pu/a nomor halaman di mana pernyataan atau ucapan itu bisa dibaca. Sebaliknya sebuah Daftar Pustaka memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan. Karena itu fungsi catatan kaki dan Daftar Pustaka seluruhnya tumpang-tindih satu sama lain.
Di pihak lain Daftar Pustaka dapat pula dilihat dan segi lain. yaitu ía berfungsi sebagai pelengkap dan sebuah catatan kaki. Mengapa Daftar Pustaka itu dapat pula dilihat sebagai pelengkap? Karena bila seorang pembaca ingin mengetahui lebih lanjut tentang referensi yang terdapat pada catatan kaki. maka ia dapat mencarinya dalam Daftar Pustaka. Dalam Daftar Pustaka dapat mengetahui keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku atau majalah itu.

3. Unsur-unsur Daftar Pustaka
Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan bibiografi itu, tiap penulis harus tahui pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah Daftar Pustaka adalah:
(1) Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
(2) Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
(3) Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
(4) Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid. nomor dan tahun.
Ada penulis yang memberikan suatu daftar Daftar Pustaka yang panjang bagi karya yang ditulisnya. Namun untuk penulisan karya-karya pada taraf permulaan cukup kalau diusahakan suatu daftar kepustakaan darii buku-buku yang dianggap penting, dan sungguh-sungguh diambil Sebagai pertimbangan atau dijadikan dasar orientasi dalam penyusunan bahan-bahan karya tulis itu.
Bila daftar Daftar Pustakanya cukup panjang, biasanya dibuat daftar ber-dasarkan klasifikasinya. Ada yang membedakan daftar yang hanya memuat buku, artikel majalah, artikel ensiklopedi, harian, dsb. Ada pula yang membuat daftar berdasarkan kaitannya dengan tema yang digarap: buku-buku atau referensi dasar, Daftar Pustaka khusus dan Daftar Pustaka pelengkap.
Persoalan lain yang perlu ditetapkan juga dalam hubungan dengan Daftar Pustaka adalah di mana harus ditempatkan daftar kepustakaan itu? Bila karangan tidak terlalu panjang, misalnya skripsi, maka cukup dibuat sebuah daftar Daftar Pustaka pada akhir karangan itu. Tetapi kalau bukunya sangat tebal , serta tiap bab cukup banyak bahan-bahan referensinya, maka dapat diusahakan sebuah Daftar Pustaka untuk tiap bab. Dalam hal terakhir ini ada kemungkinan bahwa sebuah karya dapat disebut berulang kali dalam bab-bab berikutnya.

4. Bentuk Daftar Pustaka
Cara penyusunan Daftar Pustaka tidak seragam bagi semua bahan referensi, tergantung dari sifat bahan referensi itu. Cara menyusun Daftar Pustaka untuk buku agak berlainan dan majalah, dan majalah agak berlainan dari harian, serta semuanya berbeda pula dengan cara menyusun Daftar Pustaka yang terdiri dan manuskrip-manuskrip yang belum diterbitkan, seperti tesis dan disertasi. Walaupun terdapat perbedaan antara jenis-jenis kepustakaan itu, namun ada tiga hal yang penting yang selalu harus dicantumkan yaitu: pengarang, judul, dan data-data publikasi.
Daftar Pustaka disusun menurut urutan alfabetis dan nama pengarangnya. Untuk maksud tersebut nama-nama pengarang harus dibalikkan susunannya: nama keluarga, nama kecil, lalu gelar-gelar kalau ada. Jarak antara baris dengan baris adalab spasi rapat. Jarak antara pokok dengan pokok adalah spasi ganda. Tiap pokok disusun sejajar secara vertikal. dimulai dan pinggir margin kiri. sedangkan baris kedua,. Ketiga, dan seterusnya dan tiap pokok dimasukkan ke dalam tiga ketikan (bagi karya yang mempergunakan lima ketikan ke dalam untuk alinea baru) atau empat ketikan (bagi karya yang mempergunakan 7 ketikan ke dalam untuk alinca haru). Bita ada dua karya atau lebih ditulis oleh pengarang yang sama. maka pengulangan namanya dapat ditiadakan dengan menggantikan-nya dengan sebuah garis panjang. sepanjang lima atau tujuh ketikan, yang disusul dengan sebuah titik. Ada juga yang menghendaki panjangnya garis sesuai nama pengarang. Namun hal terakhir ini akan mengganggu dari segi estetis, karena nantinya ada garis yang pendek ada pula garis yang panjang sekali. terutama kalau nama pengarang itu panjang. atau karena ada dua tiga nama pengarang.
Karena cara-cara untuk tiap jenis kepustakaan agak berlainan. Maka perhatikanlah ketentuan-ketentuan bagaimana menyusun urutan pengarang, judul dan data publikasi dan tiap jenis kepustakaan tersebut.
a. Dengan seorang pengarang
Hockett. Charles F. A Course in Modern Linguistics. New York: The Mac Millan Company. 1963.
(1). Nama keluarga (Hockett ). lebih dahulu. baru nama kecil atau inisial (Charles F.). kemudian gelar-gelar. Hal ini untuk memnudahkan penyusunan secara alfabetis
(2). Jiku buku itu disusun olch sebuah komisi atau lembaga. maka nama komisi atau lembaga itu dipakai menggantikan nama pengarang.
(3) Jika tidak ada nama pengarang. maka urutannya harus dimulai dengan judul buku. Bagi judul buku dalam bahasa Indonesia. cukup kita memperhatikan huruf pertama dari buku tersebut. nama keluarga..Untuk buku yang ditulis dalam bahasa. lnggris. Jcrman atau Pcrancis dan bahasa-bahasa Barat yang lain. maka kata sandang yang dipakai tidak turut diperhitungkan: A, An, He, Das, Die, Le, La, dsb. Jadi kata berikutnyalah yang harus diperhitungkan untuk pcnyusunan Daftar Pustaka tersebut. Hal ini berlaku pula untuk artikel yang tidak ada nama pengarangnya.
(4) Judul buku harus digaris-bawahi (kalau dicetak ditempatkan dalam huruf miring).
(5) Urutan data publikasi adalah: tempat publikasi penerbit dan penunggalan. Jika ada banyak tempat publikasi maka cukup mencantumkan tempat yang pertama. Jika tidak ada penanggalan. maka pergunakan saja tahun copyright terakhir yang biasanya ditempatkan di balik halaman judul buku.
(6) Pencantuman banyaknya halaman tidak merupakan hal yang wajib, sebab itu dapat pula ditiadakan.
(7) Perhatikan penggunaan tanda titik sesudah tiap keterangan: sesudah nama pengarang. sesudah judul buku, sesudah data publikasi dan kalau ada sesudah jumlah halaman.
(8) Perhatikan pula penggunaan titik dua sesudah tempat terbit. serta tanda koma sesudah nama penerbit.
b. Buku dengun dua atau tiga pengarang
Oliver. Robert T.. and Rupert L. Cortright. New Training for Effective Speech. New York: Henry Holt and Company, Inc.,1958
(1) Nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalikkan; dalam hal-hal lain ketentuannya sama seperti nomor a.
(2) Urutan nama pengarang harus sesuai dengan apa yang tercantum pada halaman judul buku, tidak boleh diadakan perubahan urutannya.
c. Buku dengan banyak pengarang
Morris, Alton C. et. al. College English, the First Year. New York : Harcourt, Brace & World. Inc., 1964
Untuk menggantikan nama-nama pengarang lainnya cukup di-pergunakan singkatan eta!. singkatan dan kata Latin et alii yang berarti dan lain-lain. Dalam hal ini dapat dipergunakan singkatan et. al. atau dkk (dan kawan-kawan).
d. Kalau edisi ber:kutnya mengalami perubahan
Gleason, H. A. An Introduction to Descriptive Linguistics. Rev. ed.New York: Holt. Rinehart and Winston. 1961.
(1) Jika buku itu mengalami perubahan dalam edisi-edisi benikutnya, maka biasanya ditambahkan keterangan rev. ed. (revised edition = edisi yang diperbaiki) di belakang judul tersebut. Di samping itu ada juga yang tidak menyebut edisi yang dipcrbaiki. asal jelas menyebut cetakan ke-berapa: cetakan ke-2. cetakan ke7. dsb. Keterangan mengenai cetakan ini juga dipisahkan oleh sebuah titik. -
(2) Penanggalan yang harus dicantumkan adalah tahun cetakan dari buku yang dipakai.
e. Buku yang terdiri dan dua jilid atau lebih
Intensive Course in English. 5 vols. Washington: English Language Service. inc.. 1964.
(1) Angka jilidnya ditempatkan sesudah judul. serta dipisahkan oleh sebuah tanda titik, dan selalu disingkat.
(2) Untuk penerbitan Indonesia bisa dipergunakan singkatan Jil. atau Jld.

f. Sebuah edisi dan karya seorang pengarang atau !ebih
Ali.Lukman. ed. Bahasa dan Kesusastraan Indonesia sebagai Tjemin Manusia Indonesia Baru. Djakarta: Gunung Agung. 1967
(1) Jika editornya lebih dan seorang, maka caranya sama seperti pada nomor b dan c.
(2) Ada juga kebiasaan lain yang menempatkan singkatan editor dalam tanda kurung (ed).
g. Sebuah Kumpulan Bunga Rampai atau Antologi
Jassin, H. B. ed. Gema Tanah Air, Prosa dan Puisi. 2 JId. Jakarta: Balai Pustaka 1969.
h. Sebuah Buku Terjemahan
Multatuli. Max Have/aar, atau Ladang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H.B. Jassin, Jakarta: Djambatan, 1972.
(1) Nama pengarang asli yang diurutkan dalam urutan alfabetis.
(2) Keterangan tentang penterjemah ditempatkan sesudah judul buku, dipisahkan dengan sebuah tanda koma.
i. Artike! dalam sebuah Himpunan
Riesman, David. “Character and Society,” Toward Liberal Education. eds. Louis G. Locke, William M. Gibson. and George Arms. New York: Holt. Rinehart and Winston. 1962.
(1) Perhatikan: baik judul artikel maupun judul buku harus dimàsukkan; begitu pula penulis dan editorya harus dicantumkan juga.
(2) Judul artikel selalu ditulis dalam tanda kutip, sedangkan judul buku diganis-bawahi atau dicetak miring.
(3) Perhatikan pula tanda koma yang ditempatkan antara judul artikel dan judul buku, harus ditempatkan dalam tanda kutip kedua, tidak boleh sesudah tanda kutip.
(4) Jadi ketiga bagian dan kepustakaan ini tetapi dipisahkan dengan titik, yaitu pertama: nama pengarang penulis artikel, kedua judul artikel judul buku dan editor, ketiga tempat terbit — penerbit tahun terbit.

j. Artike! dalam Ensik/opedi
Wright, J.T. “Language Varieties: Language and Dialect,” Encyclopaedia of Linguistics, information and Control, hal. 243 - 251.
Wright, JT. “Language Varieties: Language and Dialect,” Encyclopaedia of Linguistics, information and Control (Oxford: Pergamon Press Ltd., 1969), hal. 243 - 251.
(1) Bila ada artikel yang jelas pengarangnya, maka nama pengarang itulah yang dicantumkan. Bila tidak ada nama pengarang. maka judul artikel yang harus dimasukkan dalam urutan alfabetisnya.
(2) Untuk penanggalan dapat dipergunakan nomor edisinya, dapat pula tahun penerbitnya
(3) Perhatikan pula bahwa antar judul ensiklopedi dan keterangan tentang edisi atau tahun terbit, jilid dan halaman harus ditempatkan tanda koma sebagai pemisah.
(4) Contoh yang kedua sebenarnya sama dengan contoh yang pertama, hanya terdapat perbedaan berupa pemasukan tempat terbit dan penerbit. Bila tempat terbit dan penerbit dimasukkan, maka : tempat terbit, penerbit dan tahun terbit dimasukkan dalam kurung. Hal ini biasanya berlaku bagi ensiklopedi yang tidak terlalu umum dikenal.

5. Macam-macam Daftar Pustaka
a. Buku-buku dasar : buku yang dipergunakan sebagai bahan orientasi umum mengenai pokok yang digarap itu.
b. Buku-buku khusus : yaitu buku-buku yang dipakai oleh penulis untuk mencari bahan-bahan yang langsung bertalian dengan pokok persoalan yang digarap.
c. Buku-buku pelengkap : buku-buku yang topiknya lain dari topik yang digarap penulis.

6. Penyusunan Daftar Pustaka
Untuk menyusun sebuah daftar yang final perlu diperhatikan terlebih dahulu hal-hal berikut :
a. Nama pengarang diurutkan menurut alfabet, Nama yang dipakai dalam urutan itu adalah nama keluarga.
b. Bila tidak ada pengarang, maka judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet.
c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi, maka untuk referensi yang kedua dan seterusnya , nama pengarang tidak perlu diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketukan.
d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi. Tetapi jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. (Gorys Keraf, 1997 : 222).

Catatan Kaki (Footnote)
Pernyataan ilmiah yang kita gunakan dalam tulisan kita harus mencakup beberapa hal. Pertama kita harus mengidentifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut. Kedua, kita harus pula dapat mengidentifikasikan media komunikasi ilmiah tempat pernyataan itu dimuat atau disampaikan. Ketiga, harus pula dapat mengidentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut serta tempat dan itu tidak diterbitkan, tetapi disampaikan dalam bentuk seminar, maka harus disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut.
Sumber yang lengkap tercantum di dalam daftar kepustakaan. Untuk skripsi/teks sumber dinyatakan dalam bentuk catatan kaki.
1. Fungsi Catatan Kaki
Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai penghargaan terhadap karya orang lain.
2. Pemakaian
Catatan kaki dipergunakan sebagai :
a) pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam reks atau sebagai petunjuk sumber;
b) tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;
c) referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan;
d) tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.
3. Penomoran
Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggurakan angka Arab (1, 2 dan seterusnya) di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit tanpa memberikan tanda baca apapun. Nomor itu dapat berurut untuk setiap halaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.
4. Penempatan
Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi keterangan ( catatan kaki langsung) dan diteruskan dengan teks.
Contoh
Peranan. dan tugas kaum pria berbeda dengan dan peranan tugas kaum wanita. Sehubungan dengan, hal itu, Margaret Mead (1935) berdasarkan penelitiannya di beberapa masyarakat di Papua Nuguini, menyatakan bahwa perbedaan itu tidak semata-mata berdasarkan perbedaan jenis kelamin saja, melainkan berhubungan erat dengan kondisi sosial-budaya lingkungannya. 1
Margaret Mead, Sex and Temperament in Three Primitive Societies (New York : The American Library, 1950), pp.
Karena kondisi sosial budaya, mungkin berubah dan berkembang, maka peranan dan tugas itu juga mungkin berubah bertukar atau bergeser.
Antara catatan kaki dengan teks dipisahkan dengan garis sepanjang baris.
Cara yang lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian bawah (kaki) halaman atau pada akhir setiap bab.
5. Unsur-unsur Catatan Kaki
A. Untuk Buku
1) Nama pengarang (editor, penterjemah), ditulis dalam urutan biasa, diikuti koma (.).
2) Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas), digarisbawahi.
3) Nama atau nomor seri, kalau ada.
4) Data publikasi :
(a) Jumlah jilid, kalau ada
(b) Kota penerbitan, diikuti titik dua ditulis
(c) Nama penerbit, diikuti koma di antara.
(e) Tahun penerbitan. tanda kurung
5) Nomor jilid kalau perlu.
6) Nomor halaman diikuti titik (.)
B. Untuk Artikel dalm Majalah/Berkala
1) Nama pengarang.
2) Judul artikel, di antara tanda kutip (“...”).
3) Nama majalah, digarisbawahi.
4) Nomor majalah jika ada.
5) Tanggal penerbitan.
6) Nomor halaman.
6. Catatan Kaki Singkat
(A) Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di atas), untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu nomor halaman.
(B) op.cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya : nama pengarang, op.cit nomor halaman.
(C) loc.cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip), seperti di atas tetapi dari halaman yang sama : nama pengarang loc.cit (tanpa nomor halaman).
7. Contoh-contoh (Perhatikan Spasinya)
a) Dari Buku
2John Dewey, How We Think (Chicago: Henry Regnery Company, 1974), p. 75.
3BP3K, Strategi Pengembangan Kekuaran Penalaran (Jakarta : Departemen P dan K, 1979), pp. 81 - 95.
4Ibid., p. 15.
5John Dewey, op.cit., p. 18.
6John Dewy, loc.cit.

7Boyd R. Mc Candless and Richard H. Coop, Adolescents : Behavior and Development (New York: Holt, Rinehart and Winston, 1979). p. 99.
8J.E. Wert, C. D. Neidt, and J. S. Ahmann, Statistical Method in Educational and Psychological Research (New York: Appleton CenturyCrofts, Inc., 1954), p. 20U
9C., H. Johnston et.al., The Modern. High School (New York : Charles Scribner's Sons, 1914), p. 17.
1OSutan Takdir Alisyahbana (edit.), The Modernization of Languages in Asia (Kuala Lumpur: The Malaysian Society of Asian Studies, 1967), P. IX.
b) Dari Majalah
11Linus Simanjuntak, "Andaikan Kolam itu Bumi Kita", Suara Alam no 9 (1980), pp. 17 - 18.
c) Dari Surat Kabar
12Tajuk Rencana daIam Kompas (Jakarta) , 7 Mei 1981.
13Artikel dalam Sinar Harapan (Jakarta). 29 April 1981.
d) Dari Ensiklopedia,
14John E. Bardach, "Fish," Encyclopedia Americana (New York: Americana Corporation, 1973), 11, pp. 289 309.
Perlu diketahui bahwa banyak cara yang teiah diterapkan sehubungan dengan pemakaian dan penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar kepustakaan. Apa yang baru saja anda pelajaari adalah salah satu di antaranya. Dalam pelaksanaannya, setiap perguruan tinggi menetapkan aturan tertentu mengenai hal itu. Meskipun aturan itu mungkin berbeda-beda, namun semua bersepakat untuk menghargai penemuan atau karya orang lain.


II. Kutipan

Kutipan adalah pengambilanalihan satuklimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argument dalam tulisan itu sendiri.
Kutipan sering kita pakai dalam penulisan karya ilmiah.Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak/belum menjadi pengetahuan umum,hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-pendapat seseorang yang tidak/belum menjadi pendapat umum.jadi,pendapat pribadi tidk perlu dimasukkan sebagai kutipan.
Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya.Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepadaorang yang pendapatnya dikutip,dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.Cara penyebutan kutioan ada 2 cara,yaitu system catatan kaki dan sistem catatan langsung ( catatan perut ).Kita harus memilih salah satu dan harus konsisten.
Kutipan Langsung dan Tak Langsung
Pengutipan pendapat dari penulis lain dapat dilakukan dengan tiga bentuk di atas. Dalam praktiknya pada makalah atau karya tulis kutipan bisa dilakukan dengan 2 cara, yakni kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengutip:
1. Penulisan nama pengarang menggunakan nama akhir disertai tahun.
2. Jika pengarangnya dua orang, ditulis nama akhir kedua pengarang tersebut.
3. Jika pengarangnya lebih dari 2 orang, tuliskan nama akhir pengarang pertama diikuti dkk.
4. Jika nama pengarangnya tidak ada, yang dicantumkan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan atau nama koran.
5. Untuk karya terjemahan, nama pengarang yang dituliskan adalah nama pengarang asli.
6. Mengutip dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh pengarang berbeda, dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma sebagai tanda pemisahnya.
Kutipan Langsung:
1. Kutipan yang kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip (“…..”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, diikuti nama pengarang, tahun, dan nomor halaman. Tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal.
Contoh:
Soebroto (1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan ‘yang erat’ antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “ada hubungan ‘yang erat’ antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar” (Soebroto 1990: 123).
2. Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanda tanda kutip dan terpisah dari teks yang mendahului, dimulai pada ketukan keenam dari garis tepi sebelah kiri, dan diketik dengan spasi tunggal.
3. Apabila dalam mengetik kutipan langsung ada kata-kata yang dibuang, maka diganti dengan tiga titik. Kalau ada kalimat yang dibuang, diganti dengan empat titik.
Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung dilakukan apabila menggunakan bahasa sendiri dalam mengutip pendapat seseorang. Penulisannya terpadu dalam teks dan tidak perlu tanda kutip.
Misalnya:
Salimin (1990: 13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat.
Mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat (Salimin 1990: 13)


TUGAS BAHASA INDONESIA

HLMV buat penggila CS

Halo semua,,

disni saya ingin memberikan sedikit info tentang software yang namanya Half Life Model Viewer atau biasa disingkat HLMV.

gunanya HLMV buat temen- temen yang seneng maen game counter strike (CS) n buat ngedit playernya, jd kita bisa merepaint tekstur asli di cs tersebut dengan yang kita mau.

Memang ga' smua dilakuin di HLMV, buat ngerepaint kita bisa pake software yang udah biasa digunain buat gambar / foto, software yang saya pake waktu itu Pothoshop CS 2. n lumayan hasilnya. Tp masih belum sempurna jg hasilnya,masih belajar soalnya,hehehe

ini screenshoot dari CS 1.6 yang udah di mod.

Senin, 28 Desember 2009

LED ZEPPELIN

secara tidak sengaja kemarin saya mendengar seseorang sedang membicarakan tentang grup band rock and roll asal inggris yaitu Led Zeppelin, karena memang saya juga sangat menyukai lagu - lagu dari grup tersebut saya ingin berbagi sedikit informasi tentang Led zeppelin.

Led Zeppelin dibentuk di Inggris pada taun 1968 sekitar bulan September. Personel dari band tersebut Jimmy Page pada gitar,Robert Plant pada vokal, John Paul Jones pada bass,
dan John Bonham pada drum.
Jimmy page merupakan salah satu gitaris terbaik di dunia, dan sudah banyak ortang menyegani kepiawaiannya dalam memainkan gitar.

Band ini merupakan salah satu band yang menonjolkan suara gitar keras dan berat, dan dianggap salah satu band heavy metal pertama.
Menurut info yang saya dapat, band ini belum pernah merilis lagu single, kecuali dalam bentuk album.
Salah satu lagu dari Led Zepplin yang saya suka yaitu Stairway to heaven.

Pada tahun 1980, Led Zeppelin bubar setelah pemain drum John Bonham meninggal. Namun sampai saat ini, musik-musik mereka tetap melegenda di dunia, dan menjadi salah satu kiblat dalam dunia musik.

Selasa, 22 Desember 2009

Welcome

Selamat datang di blog saya yang Ke-2 ini,,

Senin, 21 Desember 2009

Outline

soal :

1. Jelaskan pengertian kerangka karangan/outline ?

2. Jelaskan manfaat outline ?

3. Jelaskan langkah-langkah menyusun outline ?

4. Sebutkan macam-macam outline ?


1. Outline (kerangka karangan) adalah salah satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topic dan munggkin dipecah lagi kedalam sub-sub topic yang lebih terperinci

2. Manfaat Outline

a. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.

b. Untuk menyusun karangan secara teratur.

Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.

c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.

Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.

d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.

Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.

e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu.

Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.

Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembacaakan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas

3. Langkah- langkah menyusun Outline
> Cantumkan sub – sub bagian
> Pergunakanlah tanda yang berbeda untuk memperlihatkan tingkat (hierarki) butir – butir dalam kerangka
> Jagalah agar hubungan antara bagian dengan sub bagiannya selalu konsistan dan jelas
> Mulailah dengan pembagian secara garis besar dahulu dengan menyeluruh
> Setelah itu uraikan setiap butir kedalam sub-sub bagian


4. Macam macam outline

A. Berdasar Sifat Rinciannya:

1. Kerangka karangan Sementara / Non-formal:

cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:

a) topiknya tidak kompleks

b) akan segera digarap

2. Kerangka karangan formal:

terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:

a) topiknya sangat kompleks

b) topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap

Langkah-langkahnya yaitu :

Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut kerangka karangan formal.

Agar tingkatan-tingkatan jelas hubungannya, dipergunakan simbol-simbol dan tipografi yang konsisten bagi tingkat yang sederajat.

Simbol-simbol dapat berupa:

Topik tingkat 1: angka Romawi I, II, dan seterusnya

Topik tingkat 2: huruf kapital A, B, dan seterusnya

Topik tingkat 3: angka Arab 1, 2, dan seterusnya

Topik tingkat 4: huruf kecil a, b, dan seterusnya

Topik tingkat 5: angka Arab dalam kurung (1), (2) , dan seterusnya

Topik tingkat 6: huruf kecil dalam kurung (a), (b), dan seterusnya

Selasa, 15 Desember 2009

Kalimat efektif

Suatu kalimat dapat dikatakan efektif jika telah berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.

Syarat-syarat kalimat yang baik yaitu :
  • Strukturnya benar
  • Pilihan katanya tepat
  • Hubungan antar bagiannya logis
  • Ejaan yang digunakan harus benar

Ciri-ciri kalimat efektif yaitu memiliki :

  • Kesatuan gagasan . Memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain seperti obyek dan keterangan yang saling mendukung dan membentuk suatu kesatuan yang tunggal.
  • Kesejajaran. memiliki kesamaan bentukan atau imbuhan, maksudnya jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja imbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
  • Kehematan. Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu.
  • Penekanan. kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Caranya yaitu : mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan meletakkan bagian yang penting di depan kalimat, menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel -lah, -pun, -kah, menggunakan repetisi yaitu dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting, menggunakan pertentangan yaitu dengan mengunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna atau maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
  • Kelogisan. Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis atau masuk akal.

Topik karangan

Dalam memilih topik karangan ada beberapa syarat yang harus diperhatikan yaitu :
  • Topik harus menarik perhatian penulis . Yaitu untuk memotivasi pengarang secara terus menerus untuk mencari data yang mendukung pengarang untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya agar dapat menyelesaikan tulisan dengan sebaik-baiknya . Sebaliknya jika suatu topik sama sekali tidak disenangi oleh penulis maka akan menimbulkan kekesalan dan juga menimbulkan rasa malas kepada penulis untuk menyelesaikan tulisannya tersebut.

  • Diketahui oleh penulis. Penulis hendaknya mengerti dan mengetahui meskipun hanya prinsip-prinsip ilmiahnya saja.

  • Jangan terlalu teknis atau kontroversial atau baru. Bagi penulis pemula, topik yang terlalu baru kemungkinan belum ada referensinya dalam kepustakaan. Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat mencegah penulis bila tidak benar-benar menguasai paham penulisannya. Topik yang kontroversial juga akan menimbulkan kesulitan untuk nbertindak secara obyektif.

  • Bermanfaat. Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat jika ditinjau dari segi akademis maupun segi praktisnya.

  • Jangan terlalu luas. Penulis harus dapat membatasi topik yang akan dipilih. Setiap penulis harus sangat yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas untuk digarap sehingga tulisannya dapat terfokus.

Pembatasan topik sekurang-kurangnya dapat membantu pengarang dalam beberapa hal yaitu :

  • Memungkinkan penulis dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik itu benar-benar diketahui

  • Memungkinkan penulis mengadakan penelitian lebih intensif mengenai masalahnya

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan cara :

  • Tetapkanlah topik dalam kedudukan sentral

  • Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci atau tidak, bila dapat maka tempatkanlah dibawahnya atau sebagai cabangnya

  • Tetapkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih

  • Ajukanlah pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih lanjut, bila dapat berikan cabang lagi

Syarat-syarat judul yang baik yaitu :

  • Original

  • Asli

  • Relevan

  • Provokatif

  • Singkat

Diksi

1. Apa pengertian diksi?
diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

2.Hal-hal yang mempengaruhi pilihan kata berdasarkan kemampuan pengguna bahasa!
Hal-hal yang mempengaruhi pilihan kata berdasarkan kemampuan pengguna bahasa terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikan secara efektif kepada para pembaca atau pendengarnya.

3. Sebutkan dan jelaskan fungsi diksi !
Fungsi diksi adalah sebagai berikut:
1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal,
2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca,
3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar,
4. Menciptakan suasana yang tepat,
5. Mencegah perbedaan penafsiran,
6. Mencegah salah pemahaman, dan
7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

Ragam bahasa

Definisi/Pengertian Bahasa, Ragam dan Fungsi Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topic yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya.
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.
Fungsi Bahasa Dalam Masyarakat :
1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3. Alat untuk mengidentifikasi diri.

Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa :
1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.
2. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.
3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
4. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
5. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
6. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku).
Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen oleh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri.

RAGAM BAHASA BERDASARKAN MEDIA/SARANA
1. Ragam bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
2. Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Contoh :
Ragam bahasa lisan Ragam bahasa tulis
1. Putri bilang kita harus pulang 1. Putri mengatakan bahwa kita harus pulang
2. Ayah lagi baca koran 2. Ayah sedang membaca koran
3. Saya tinggal di Bogor 3. Saya bertempat tinggal di Bogor

RAGAM BAHASA BERDASARKAN PENUTUR
1. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek).
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak padapelafalan/b/pada posisiawal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
contoh:
1) Ira mau nulis surat —– Ira mau menulis surat
2) Saya akan ceritakan tentang Kancil ——– Saya akan menceritakan tentang Kancil.
3. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur.
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang dipakai dalam situasi resmi/formal, baik lisan maupun tulisan.
Bahasa baku dipakai dalam :
a. pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat dinas memberikan kuliah/pelajaran;
b. pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen, dengan pejabat;
c. komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, undang-undang;
d. wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.

Segi kebahasaan yang telah diupayakan pembakuannya meliputi
a. tata bahasa yang mencakup bentuk dan susunan kata atau kalimat, pedomannya adalah buku Tata Bahasa Baku Indonesia;
b. kosa kata berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI);
c. istilah kata berpedoman pada Pedoman Pembentukan Istilah;
d. ejaan berpedoman pada Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD);
e. lafal baku kriterianya adalah tidak menampakan kedaerahan.

RAGAM BAHASA MENURUT POKOK PERSOALAN ATAU BIDANG PEMAKAIAN
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, dan sebagainya.

Rabu, 16 September 2009

Opening

selamat datang di blog gw,,
sorry masih dalam tahap pembuatan ni blog,,jd sekali lagi maap kalo masih acak2an,,
maklum masih blajar,,,hehehehe okokokok????
thx...